Ticker

6/recent/ticker-posts

I'm Thinking Of Ending Things(sebuah perjalanan halu)

 

IM THINKING OF ENDING THINGS


 

Sama seperti judul filmnya, saat saya menonton film ini pun kata – kata itu selalu terlintas di pikiran saya. Kenapa? Alur cerita film ini terkadang membuat saya seperti sedang bermain kumang, selalu “hah” dan mengkerutkan dahi. Film yang disutradarai oleh Charlie Kaufman ini cukup membuat saya pusing di sepanjang film.

Saat saya menonton film ini, jujur saya sedikit merasa bosan di awal – awal menit, tetapi yang membuat saya terus menonton dan terus focus yaitu “apa yang akan terjadi selanjutnya?” “mana misteri yang ada di film ini” jadi, rasa tertarik saya menonton film ini muncul setelah menit 50 dan seterusnya, tetapi kalo kalian nonton jangan langsung skip ke menit 50 yaa wkwkw, banyak clue – clue yang ada di menit – menit awal yang bisa kalian dapatkan. Salah satunya, pria tua yang menjadi petugas kebersihan sekolah.

(peringatan spoiler, jika ingin membacanya dulu dan langsung nonton juga gapapaa)


40% scene di film ini dilakukan di mobil


            Genre film ini yaitu jika di google yaitu horror/thriller, saat saya membacanya jujur pikiran saya akan banyak sekali jumpscare di film ini. Dan ternyata, film ini lebih tepatnya psychological horror. Jadi tenang saja, bagi kalian yang tidak kuat jumpscare, disini tidak ada jumpscare sama sekali sepanjang film ini berputar. Tapiiii, ada tapinya nih, set up suasana dan music yang dibuat di film ini, sangat cukup untuk membuat bulu kuduk kita merinding dan was-was melihat sekitar wkwkwkw. Jadi, film ini masih diambang batas wajar untuk seseorang yang takut dengan film horror. Jalan cerita film ini yaitu, Lucy (Jessie Buckley) bersama pasanggannya yang bernama Jake (Jese Plemons), yang hubungannya masih seumur jagung, melakukan perjalanan darat yang bertujuan ke rumah oran tua Jake di pedesaan.

Kaufman memasukkan unsur – unsur imajinasi surealis di film I’m thinking of ending things ini, sama seperti yang ia lakukan di film Synecdoche, New York. Film ini banyak sekali adegan – adegan “perdebatan” genius antara Jake dan Lucy, sedikit membosankan jika kalian yang menonton film ini tidak tertarik dengan dialog – dialog panjang dan membahas hal – hal tentang ilmu pengetahuan.

Kehororran film ini dimulai saat mereka sampai di rumah orang tua Jake, rumah orang tua jake berada di pinggiran kota kecil, Tulsey Town. Kejadian yang menurut saya creepy yaitu, saat orang tua Jake yang keadaannya berubah – ubah, yang tadinya setengah baya, menjadi tua sekali, dan menjadi muda sekali, dan semua itu terjadi di rumah yang sama dan di waktu yang sama.

Pemeran – pemeran di film ini sangat berhasil membuat kita terus mengingat akan karakter – karakter di film ini, salah satunya Toni Collete yang berperan sebagai ibunya Jake, dia sangat jago memerankan acting sebagai ibu – ibu yang creepy, tidak jauh beda dengan peran dia di film Hereditary yang cukup membuat kita merinding melihatnya.

Scene yang membuat saya seram yaitu saat Jake memberikan pidato penghargaan nobel untuk dirinya, dan semua orang yang ada disitu mukanya pucat pasi. Saya tidak tau apakah artinya itu orang yang sudah mati atau maksud yang lainnya. Saya bisa menyimpulkan bahwa film ini adalah sebuah film “halu”. Kenapa? Karena, kita ingat – ingat kembali setiap beberapa menit, kita selalu diberikan gambaran seorang petugas kebersihan sekolah. Pria tua itu ialah kunci dari semua yang ada di film ini, karena semua karakter yang ada di film ini merupakan sosok khayalan yang ada di pikirannya. Hahaha gokil kan?

Overall menurut saya, film ini layak untuk mendapatkan nilai 8/10. Pengalaman dan suasana saat menonton film ini susah untuk saya ekspresikan, jadi saya lebih menyarankan untuk kalian yang tertarik untuk menonton dan pengen merasakan sensasi yang sangat “unik”, silahkan menonton film ini di Netflix.

Posting Komentar

0 Komentar